RUNYAM
Suasana itu terlihat jelas pada wajah mereka. Dalam balutan busana yang akan menghantarkan mereka kepada keselamatan(wisuda), mereka berfikir dan menebak apa saja yang mungkin akan ditanyakan oleh para pencipta tanda tangan. Mereka tak akan bisa menghilangkan gelisah sebelum itu semua berakhir, apakah nasib mereka akan putih atau hitam. Mungkin ini alasan pakaian itu digunakan dalam beberapa ujian ataupun interview.
Semua terlihat biasa kecuali gadis yang saat ini sedang mengotak-atik ponselnya. Melihat pakaian yang digunakan, dia adalah seorang mahasiswi semester 3 yang sedang menghadiri sidang yang menegangkan ini. Gita, nama akrab yang membuatnya terkenal di kampus ini. Dia mengeluarkan sebuah buku catatan dan menulis beberapa hal. "RENCANA PENYUSUNAN SKRIPSI" hal itu yang terlihat jelas dibuku catatannya. Beberapa hal yang juga mendukung tulisan itu adalah tempat. Dia menuliskan tempat yang akan dijadikan sasaran empuk. Munthe, disanalah dia akan membawa laptopnya.
Terus memikirkan judul skripsinya, tibatiba seorang berbadan besar berbicara dengan dialek khasnya. Ya, beliau adalah Dekan FKIP. Sangat jelas suara itu hingga membuyarkan segala hal yang sudah dipikirkan gadis itu. Setelah kembali memfokuskan diri, diapun mulai menandangi slide demi slide yang ada didepannya tapi tak terlepas dengan pikiran nya yang terus bercabang meski telah dipaksa untuk tenang. Memang terlalu dini untuk dia memikirkan skripsi,tetapi untuk apa menunda hal yang bisa ditentukan sekarang. Baginya, besok itu ditentukan oleh apa yang kita lakukan sekarang. Gita kembali mengambil ponselnya,kali ini dengan menggunakan earphone, dia membuka sebuah aplikasi vidio dan mulai mencari beberapa hal yang akan mendukung ide perencanaan penyusunan skripsinya nanti. Dia begitu terobsesi dengan 3,5 tahun itu. Diapun mulai menonton dan mengunduh beberapa vidio diponselnya.
Menatap lelaki yang sedang berbicara dengan sedikit terbatah-batah, gadis itu pun mengerutkan dahinya, kebingungan pun melanda pikirannya. Sedaritadi harusnya dia sedikit memfokuskan pendengarannya sehingga mengerti akan apa yang dibicarakan lelaki itu. Mulai merasa bosan dan kantuk, wanita itu sangat ingin keluar dari ruangan untuk sekedar membeli air. Namun, dia menahan langkah kakinya dan menunggu. "Mungkin sebentar lagi ini semua berakhir" itu yang ada dalam benaknya.
Hampir 45 menit, akhirnya terdengar tepuk tangan dari luar ruangan itu. Para penguji yang sedaritadi membuat mereka berkeringat tak tentu mengucapkan selamat kepada lelaki yang sedang membereskan laptopnya. YES. Itulah perasaan yang dirasakan oleh lelaki itu dan Gita. Akhirnya dia bisa keluar dan mulai memikirkan bagaimana siasat yang digunakan untuk menyelesaikan perkuliahan ini sesegera mungkin. "Dunia kerja, wait me!!!!!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar