KENAPA KITA?
Kenapa kita? Kenapa kita melukai
dia? kenapa kita menyakiti dia? Kenapa kita mengkhianati dia? Apa kita anggap
dia hanya sebuah selogan? Apa kita anggap dia hanya sebuah simbol? Apa kita
anggap dia hanya sebuah warna? DIA itu INDONESIA kita! Kenapa kita begitu
jahat? Kenapa kita begitu tidak berfikir? Kenapa kita menyakiti yang
diperjuangkan oleh mereka yang kini berada dibawah tanah? Kenapa kita tidak
berhenti? CUKUP! Aku muak disini dengan kita yang terlalu AROGAN.
Aku, Indri Christina, lahir 2
september di Pekanbaru,Riau,Indonesia. Aku seorang nasrani dan bersuku batak.
Sudah hampir 20 tahun hidupku ku habiskan disini, di Indonesia. Aku sama sekali
belum pernah menginjakkan kakiku ke UNIVERSAL STUDIO, DISNEY LAND, MENARA
EFFEIL, MENARA PIZZA dan hal-hal lainnnya yang menjadi obsesi orang-orang
Indonesia meskipun aku tau, suatu saat akan ada hal yang memaksaku menginjakkan
kakiku di negara mereka. Yang aku tau satu hal adalah bahwa mereka mencintai
Indonesia melebihi kita. Mereka mengagumi Indonesia melebihi kita, mereka
terobsesi dengan Indonesia melebihi kita, mereka jatuh cinta dengan Indonesia
kita. Tapi bagimana dengan kita? Kenapa kita?!!!!!!!!
Pada saat pertama kalinya aku bisa
berbicara adalah dengan bahasa Indonesia. aku tidak bersekolah ditempat dimana
aku harus menggunakan bahasa suku. Bahkan aku yakin, kita semua hanya bisa
berbicara dalam bahasa Indonesia saat pertama kali kita bisa menyebutkan kata
“MAMA” bahkan lagu balonku ada lima atau di obok-obok yang kita nyanyikan dan
kita dengar adalah ciptaan orang Indonesia yang juga dinyanyikan dalam bahasa
Indonesia oleh orang Indonesia. Aku, saat ini hanya seorang mahasiswi
pendidikan dan keguruan Bahasa Inggris di Universitas Lancang Kuning. Tapi, aku
tidak pernah melupakan bahasaku setelah mempelajari SPEAKING, GRAMMAR, WRITING
ataupun READING. Dosenku juga tidak pernah lupa akan bahasa mereka meski telah
menempuh perjalanan pendidikan dan tuntutan wawasan ke negara-negara lainnya.
Aku adalah orang yang sangat ingin berkelana keluar negeri dengan memamerkan
Indonesia. Aku sangat ingin bmenempuh pendidikan tinggi kesana dan balik ke
Indonesia untuk menciptakan hal yang baru sebagai buatan asli Indonesia walau
mungkin hanya membuat hal yang sangat kecil. Aku tidak tau mengapa aku begitu
mencintai negeri ini. Negeri dengan Bhineka Tunggal Ika. Negeri dengan burung
Garuda yang sangat gagah. Negeri dengan warna Merah-Putih yang sangat ambisius.
Negeri dengan hal yang sangat menarik.
Tapi, lagi-lagi selalu ada hal yang
membuatku marah kepada kita. Aku bukan tidak pernah melakukannya, semua orang
pernah. Tapi, kali ini kurasa orang sudah sangat keterlaluan terhadap
Indonesiaku. Orang yang kumaksud adalah KITA! Aku benci Bhineka Tunggal Ika
hanya tinggal semboyan yang terbentang diantara kaki gagah sang Garuda. Aku
benci KeTuhanan Yang Maha Esa hanya sebuah sila yang kita ucapkan saat upacara
pengibaran bendera. Aku benci melihat para turis itu membersihkan gunung
Rinjani sementara kita hanya merusaknya. Aku benci ketika anggota DPR dan para
artis terlalu banyak meng-impor barang yang sangat tidak penting dari luar sana
hanya untuk gengsi. Aku benci ketika Proklamasi hanya sebuah kenangan, aku
benci ketika para turis membuat lagu tentang Nasi Padang, Indomie atau hal
lainnya sementara Awkarin dan Anya Geraldine memenuhi media sosial dengan
tindakan mereka yang sangat tidak bernorma asusila. Aku benci ketika saat
sekarang ini para guru dilemparkan kepenjara oleh para orang tua hanya karna
mencubit anak mereka yang nakal dan tak mau diatur sementara saat aku lupa
membuat pr guruku memukul tanganku dengan penggaris kayu panjang dan aku tidak
boleh menangis dan saat aku mengadu kepada orang tua, aku adalah sasaran
kemarahan mereka karena aku lalai. Aku benci ketika anak-anak menyanyikan lagu
Lelaki Kardus sementara dulu Tina Toon dkk berusaha bergaya selayaknya
anak-anak dan menyanyikan lagu yang bermakna. Aku benci pertelevisian
pemerintah menayangkan program percintaan yang keterlaluan sementara menghapus
kartun yang mengajarkan persahabatan. Aku benci media yang saat ini hanya bisa
mengabarkan kabar yang tidak penting dan hanya membuat ricuh sementara banyak
prestasi yang tidak terkuak.
Tau apa lagi yang paling aku benci?
Kita RASIS! “Walaupun Berbeda Tetap satu Jua” namun kenyataanya agama adalah
hal yang empuk dijadikan sebagai bahan lelucon. It is okay to make some jokes about politics, movies, actors etc but
not about RELIGION. Aku benci stereotype yang mengatakan bahwa agama ini paling
benar, agama itu paling benar. Saat ini, sedang viral masalah ahok menjadi
pemimpin Jakarta. Ada apa dengan agamanya? Apakah agamanya membuat kesalahan
sehingga dia tidak layak? Jika dia memang tidak layak maka naik tegak dan
berdiri, pimpin Jakarta untuk Indonesia. lupakan soal ahok, aku juga tidak
ingin melanjutinya. Lalu bagaimana dengan seseorang yang pindah keyakinan dari
agama manapun itu. Semua orang mendadak membenci dia, memberikan ceramah yang
panjang tentang ajaran agama sedangkan kurasa dia tidak beribadah dengan begitu
benar. Agama adalah hak seseorang, terserah dia jika dia ingin berpaling
keyakinan, mengapa meributkannya? Sudahkah kamu menjalankan keyakinanmu dengan
sangat benar tanpa dosa? Biarkan dia mempertanggungjawabkan apa yang dia pilih
jika dia tidak bisa diperingati ataupun diberitahu. Kenapa sampai membencinya?
Biarkan saja! Tugas kita hanya mengingatkan satu sama lain, jika dia bilang
tidak yasudah biarkan. Agama adalah landasan untuk hidup bukan untuk ribut.
Jika dia salah maka dia yang salah bukan agamanya. Kenapa orang Indonesia
sangat bersemangat membandingkan agama? Apa ada agama yang menyuruh kita untuk
begitu? Atau adakah agama yang mengajarkan kita untuk mencuri? Tidak bukan?
Lalu mengapa agamanya dan pilihannya yang kita usik? Jika terus begini,
kusarankan untuk mengubah semboyan Bhinika Tunggal Ika. Jika terus begini,
jangan terlalu bermimpi Indonesia akan mengalahkan the power of America.
Jangankan mengalahkan Amerika, untuk mengalahkan Singapore saja jangan pernah
bermimpi. Jika orang lain RASIS maka biarkan, jangan malah ikut terdoktrin
dengan ceramahnya. Sekali lagi, aku sama sekali tidak membela atau
menyingkirkan agama siapapun disini, aku hanya ingin kita bersatu.
Selain dari agama, aku benci
Indonesia yang apa-apa menyalahkan pemimpin. Kurasa, kita perlu memberlakukan
lagi hukum yang mengatakan bahwa dilarang mengkritik pemerintah. Mengapa dulu
orang sangat taat pada Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta sementara sekarang orang
sangat mudah mendemo para pemimpinnya? Pak Soeharto memberhentikan dirinya
setelah kejadian Trisakti 1998, B.J Habibie, salah satu presiden tercedas
menurutku dan presiden yang paling mengabdi saat itu tidak dihargai dan
akhirnya beliau menetap dinegeri lain karena disini, pesawat dan kepintarannya sama
sekali tidak dihargai oleh bangsanya. Bapak yang dikenal dengan sebutan Gusdur
dilecehkan karena kebutaannya sementara ibu Megawati disepelekan karena jenis
kelaminnya dan karena menjual Indosat padahal saat itu keadaan yang memaksa.
Pak SBY yang sangat gagahpun banyak dihina oleh rakyatnya dan saat ini Pak
Jokowi yang dahulu diminta oleh bangsanya sendiri untuk memimpin bangsa ini
bahkan dihina karena selama setahun ini dianggap gagal padahal beliau sangat
dihargai oleh pemimpin lain dan masuk dalma daftar pemimpin terbaik dunia. Lalu
pemimpin bagaimana yang sebenarnya kita inginkan? Apa kita akan terus menghina
setiap pemimpin yang kita pilih sendiri melalui pemilu? CUKUP! Mereka sudah
berusaha tapi kita hanya melihat hal yang belum mereka lakukan dan menjatuhkan
yang sudah mereka lakukan. Begitukah seharusnya? Yang baik tak terpandang yang
jelek dikarang-karang? Itukah yang dimaksudkan dengan Gajah didepan mata tak
tampak semut diujung gunung kelihatan? Bisakah kita berhenti dan mendukung
pemimpin kita untuk Indonesia mencapi semua tujuannya?tidakah malu jika para
pemimpin lebih banyak mengundurkan diri karena kita bukan karena masa
jabatannya yang habis.
Cukup kita menjadi buruk, jangan lagi. Kita harus bisa
bangkit, jika terus melakukan hal-hal konyol kurasa Indonesia hanya akan
menjadi sebuah negara yang tenggelam oleh rakyatnya sendiri. Kita punya semua
yang kita butuhkan, kita hanya perlu merubah semua stereotype dan opini yang
hanya merusak segalanya. Kita hanya perlu sedikit lebih keras untuk merubah
pola pikir kita untuk mendapatkan semua yang sebenarnya selama ini kita punya.
Jangan jajah negeri kita sendiri, jangan hancurkan Indonesia kita karena saat
kita hancur, mereka diluar sana akan berbondong-bondong melelang Indonesia dan
kita hanya akan menjadi sebuah lelucon masa depan mereka. Indonesia bukan hanya
berada digenerasi muda, tapi ditangan kita semua. Aku, mencintai Indonesia dan
kalian juga harus. Jangan terlalu terdoktrin dengan media, tapi kita harus bisa
menguasai Indonesia. karena Indonesia itu kita. Indonesia tidak bisa menjadi
biasa saja karena Indonesia memang istimewa.