Minggu, 09 Oktober 2016

Kenapa Kita?

KENAPA KITA?
            Kenapa kita? Kenapa kita melukai dia? kenapa kita menyakiti dia? Kenapa kita mengkhianati dia? Apa kita anggap dia hanya sebuah selogan? Apa kita anggap dia hanya sebuah simbol? Apa kita anggap dia hanya sebuah warna? DIA itu INDONESIA kita! Kenapa kita begitu jahat? Kenapa kita begitu tidak berfikir? Kenapa kita menyakiti yang diperjuangkan oleh mereka yang kini berada dibawah tanah? Kenapa kita tidak berhenti? CUKUP! Aku muak disini dengan kita yang terlalu AROGAN.
            Aku, Indri Christina, lahir 2 september di Pekanbaru,Riau,Indonesia. Aku seorang nasrani dan bersuku batak. Sudah hampir 20 tahun hidupku ku habiskan disini, di Indonesia. Aku sama sekali belum pernah menginjakkan kakiku ke UNIVERSAL STUDIO, DISNEY LAND, MENARA EFFEIL, MENARA PIZZA dan hal-hal lainnnya yang menjadi obsesi orang-orang Indonesia meskipun aku tau, suatu saat akan ada hal yang memaksaku menginjakkan kakiku di negara mereka. Yang aku tau satu hal adalah bahwa mereka mencintai Indonesia melebihi kita. Mereka mengagumi Indonesia melebihi kita, mereka terobsesi dengan Indonesia melebihi kita, mereka jatuh cinta dengan Indonesia kita. Tapi bagimana dengan kita? Kenapa kita?!!!!!!!!
            Pada saat pertama kalinya aku bisa berbicara adalah dengan bahasa Indonesia. aku tidak bersekolah ditempat dimana aku harus menggunakan bahasa suku. Bahkan aku yakin, kita semua hanya bisa berbicara dalam bahasa Indonesia saat pertama kali kita bisa menyebutkan kata “MAMA” bahkan lagu balonku ada lima atau di obok-obok yang kita nyanyikan dan kita dengar adalah ciptaan orang Indonesia yang juga dinyanyikan dalam bahasa Indonesia oleh orang Indonesia. Aku, saat ini hanya seorang mahasiswi pendidikan dan keguruan Bahasa Inggris di Universitas Lancang Kuning. Tapi, aku tidak pernah melupakan bahasaku setelah mempelajari SPEAKING, GRAMMAR, WRITING ataupun READING. Dosenku juga tidak pernah lupa akan bahasa mereka meski telah menempuh perjalanan pendidikan dan tuntutan wawasan ke negara-negara lainnya. Aku adalah orang yang sangat ingin berkelana keluar negeri dengan memamerkan Indonesia. Aku sangat ingin bmenempuh pendidikan tinggi kesana dan balik ke Indonesia untuk menciptakan hal yang baru sebagai buatan asli Indonesia walau mungkin hanya membuat hal yang sangat kecil. Aku tidak tau mengapa aku begitu mencintai negeri ini. Negeri dengan Bhineka Tunggal Ika. Negeri dengan burung Garuda yang sangat gagah. Negeri dengan warna Merah-Putih yang sangat ambisius. Negeri dengan hal yang sangat menarik.
            Tapi, lagi-lagi selalu ada hal yang membuatku marah kepada kita. Aku bukan tidak pernah melakukannya, semua orang pernah. Tapi, kali ini kurasa orang sudah sangat keterlaluan terhadap Indonesiaku. Orang yang kumaksud adalah KITA! Aku benci Bhineka Tunggal Ika hanya tinggal semboyan yang terbentang diantara kaki gagah sang Garuda. Aku benci KeTuhanan Yang Maha Esa hanya sebuah sila yang kita ucapkan saat upacara pengibaran bendera. Aku benci melihat para turis itu membersihkan gunung Rinjani sementara kita hanya merusaknya. Aku benci ketika anggota DPR dan para artis terlalu banyak meng-impor barang yang sangat tidak penting dari luar sana hanya untuk gengsi. Aku benci ketika Proklamasi hanya sebuah kenangan, aku benci ketika para turis membuat lagu tentang Nasi Padang, Indomie atau hal lainnya sementara Awkarin dan Anya Geraldine memenuhi media sosial dengan tindakan mereka yang sangat tidak bernorma asusila. Aku benci ketika saat sekarang ini para guru dilemparkan kepenjara oleh para orang tua hanya karna mencubit anak mereka yang nakal dan tak mau diatur sementara saat aku lupa membuat pr guruku memukul tanganku dengan penggaris kayu panjang dan aku tidak boleh menangis dan saat aku mengadu kepada orang tua, aku adalah sasaran kemarahan mereka karena aku lalai. Aku benci ketika anak-anak menyanyikan lagu Lelaki Kardus sementara dulu Tina Toon dkk berusaha bergaya selayaknya anak-anak dan menyanyikan lagu yang bermakna. Aku benci pertelevisian pemerintah menayangkan program percintaan yang keterlaluan sementara menghapus kartun yang mengajarkan persahabatan. Aku benci media yang saat ini hanya bisa mengabarkan kabar yang tidak penting dan hanya membuat ricuh sementara banyak prestasi yang tidak terkuak.
            Tau apa lagi yang paling aku benci? Kita RASIS! “Walaupun Berbeda Tetap satu Jua” namun kenyataanya agama adalah hal yang empuk dijadikan sebagai bahan lelucon. It is okay to make some  jokes about politics, movies, actors etc but not about RELIGION. Aku benci stereotype yang mengatakan bahwa agama ini paling benar, agama itu paling benar. Saat ini, sedang viral masalah ahok menjadi pemimpin Jakarta. Ada apa dengan agamanya? Apakah agamanya membuat kesalahan sehingga dia tidak layak? Jika dia memang tidak layak maka naik tegak dan berdiri, pimpin Jakarta untuk Indonesia. lupakan soal ahok, aku juga tidak ingin melanjutinya. Lalu bagaimana dengan seseorang yang pindah keyakinan dari agama manapun itu. Semua orang mendadak membenci dia, memberikan ceramah yang panjang tentang ajaran agama sedangkan kurasa dia tidak beribadah dengan begitu benar. Agama adalah hak seseorang, terserah dia jika dia ingin berpaling keyakinan, mengapa meributkannya? Sudahkah kamu menjalankan keyakinanmu dengan sangat benar tanpa dosa? Biarkan dia mempertanggungjawabkan apa yang dia pilih jika dia tidak bisa diperingati ataupun diberitahu. Kenapa sampai membencinya? Biarkan saja! Tugas kita hanya mengingatkan satu sama lain, jika dia bilang tidak yasudah biarkan. Agama adalah landasan untuk hidup bukan untuk ribut. Jika dia salah maka dia yang salah bukan agamanya. Kenapa orang Indonesia sangat bersemangat membandingkan agama? Apa ada agama yang menyuruh kita untuk begitu? Atau adakah agama yang mengajarkan kita untuk mencuri? Tidak bukan? Lalu mengapa agamanya dan pilihannya yang kita usik? Jika terus begini, kusarankan untuk mengubah semboyan Bhinika Tunggal Ika. Jika terus begini, jangan terlalu bermimpi Indonesia akan mengalahkan the power of America. Jangankan mengalahkan Amerika, untuk mengalahkan Singapore saja jangan pernah bermimpi. Jika orang lain RASIS maka biarkan, jangan malah ikut terdoktrin dengan ceramahnya. Sekali lagi, aku sama sekali tidak membela atau menyingkirkan agama siapapun disini, aku hanya ingin kita bersatu.
            Selain dari agama, aku benci Indonesia yang apa-apa menyalahkan pemimpin. Kurasa, kita perlu memberlakukan lagi hukum yang mengatakan bahwa dilarang mengkritik pemerintah. Mengapa dulu orang sangat taat pada Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta sementara sekarang orang sangat mudah mendemo para pemimpinnya? Pak Soeharto memberhentikan dirinya setelah kejadian Trisakti 1998, B.J Habibie, salah satu presiden tercedas menurutku dan presiden yang paling mengabdi saat itu tidak dihargai dan akhirnya beliau menetap dinegeri lain karena disini, pesawat dan kepintarannya sama sekali tidak dihargai oleh bangsanya. Bapak yang dikenal dengan sebutan Gusdur dilecehkan karena kebutaannya sementara ibu Megawati disepelekan karena jenis kelaminnya dan karena menjual Indosat padahal saat itu keadaan yang memaksa. Pak SBY yang sangat gagahpun banyak dihina oleh rakyatnya dan saat ini Pak Jokowi yang dahulu diminta oleh bangsanya sendiri untuk memimpin bangsa ini bahkan dihina karena selama setahun ini dianggap gagal padahal beliau sangat dihargai oleh pemimpin lain dan masuk dalma daftar pemimpin terbaik dunia. Lalu pemimpin bagaimana yang sebenarnya kita inginkan? Apa kita akan terus menghina setiap pemimpin yang kita pilih sendiri melalui pemilu? CUKUP! Mereka sudah berusaha tapi kita hanya melihat hal yang belum mereka lakukan dan menjatuhkan yang sudah mereka lakukan. Begitukah seharusnya? Yang baik tak terpandang yang jelek dikarang-karang? Itukah yang dimaksudkan dengan Gajah didepan mata tak tampak semut diujung gunung kelihatan? Bisakah kita berhenti dan mendukung pemimpin kita untuk Indonesia mencapi semua tujuannya?tidakah malu jika para pemimpin lebih banyak mengundurkan diri karena kita bukan karena masa jabatannya yang habis.

            Cukup kita menjadi buruk, jangan lagi. Kita harus bisa bangkit, jika terus melakukan hal-hal konyol kurasa Indonesia hanya akan menjadi sebuah negara yang tenggelam oleh rakyatnya sendiri. Kita punya semua yang kita butuhkan, kita hanya perlu merubah semua stereotype dan opini yang hanya merusak segalanya. Kita hanya perlu sedikit lebih keras untuk merubah pola pikir kita untuk mendapatkan semua yang sebenarnya selama ini kita punya. Jangan jajah negeri kita sendiri, jangan hancurkan Indonesia kita karena saat kita hancur, mereka diluar sana akan berbondong-bondong melelang Indonesia dan kita hanya akan menjadi sebuah lelucon masa depan mereka. Indonesia bukan hanya berada digenerasi muda, tapi ditangan kita semua. Aku, mencintai Indonesia dan kalian juga harus. Jangan terlalu terdoktrin dengan media, tapi kita harus bisa menguasai Indonesia. karena Indonesia itu kita. Indonesia tidak bisa menjadi biasa saja karena Indonesia memang istimewa.

1 komentar: